Kualitas Udara Jakarta Berpolusi Tinggi dan Tidak Sehat


Kualitas Udara Jakarta Berpolusi Tinggi dan Tidak Sehat | KlikDirektori.com

Jakarta, KlikDirektori.com | Jakarta menjadi kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual pagi ini. Jakarta menempati peringkat teratas dengan kondisi udara tidak sehat.

Dilansir AirVisual di situsnya, Selasa (31/7/2019) pukul 04.07 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 169. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Kualitas Udara Jakarta Berpolusi Tinggi dan Tidak Sehat | KlikDirektori

AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.

KLIK ➡ ….. ⚫ ADVERTISE YOUR BUSINESS: Your Customers are looking for You online ………. ⚫ ONLINE SHOPPING: Best Sellers, Best Offers, Best Prices, Best Choices ………. ⚫ ONLINE BOOKING: Cheap Flights/Hotels/Homes/Rooms/Tickets ………. ⚫ WONDERFUL INDONESIA: The 10 Destinations and Others ………. ⚫ FINANCIAL SERVICES: Banking, Financing, Investing, Insurance, P2P Lending ………. ⚫ LIST YOUR PROPERTY: Buy | Sell | Rent ……….

Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Makin tinggi nilainya menunjukkan Makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.

AQI 169 di Jakarta berarti kualitas udara di Ibu Kota tidak sehat atau ‘unhealthy’. AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan. Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat.

Setelah Jakarta, Dubai (United Arab Emirates) menempati menempati posisi kedua kota berpolusi pagi ini dengan AQI 165. Lalu diikuti Ulanbataar (Mongolia), Kabul (Afghanistan), dan Johannesburg (South Africa).

Kualitas udara di Kota Jakarta menjadi buruk dan tidak sehat bagi warganya, disebabkan transportasi darat penyumbang terbesar bagi polusi udara.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Andono Warih seperti yang dikutip dari Berita Satu Sabtu lalu, mengatakan sumber pencemar udara parameter PM 2.5 di DKI Jakarta didominasi sektor transportasi darat, industri, dan debu akibat giatnya proyek pembangunan fisik.

“Debu akibat berbagai proyek pembangunan tersebut turut menurunkan kualitas udara di Jakarta, hal ini cukup wajar sebagai kota metropolitan yang sedang giat membangun,” ujarnya. (pr)

Baca pula: Kumpulan Berita & Info Terkini