Defisit Neraca Perdagangan April 2019 Tertinggi Selama Ini


Defisit Neraca Perdagangan | KlikDirektori

Jakarta, KlikDirektori.com | BPS (Badan Pusat Statistik) melaporkan, neraca perdagangan pada bulan April 2019 lalu mengalami defisit sebesar US$2,5 miliar dan yang tertinggi selama ini, dimana sebelumnya, defisit paling tinggi tercatat US$2,32 miliar yang terjadi pada Juli 2013. Namun secara kumulatif, defisit neraca perdagangan Indonesia Januari – April 2019 sebesar US$2,56 miliar atau meningkat 82,86 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$1,40 milliar.

Ekspor April 2019 menurun 10,80 persen dibandingkan Maret 2019 dan hanya mencapai US$12,60 Miliar yang dikontribusi oleh sektor: Migas US$0,74 miliar, Pertanian US$0,25 miliar, Industri Pengolahan US$9,42 miliar, Pertambangan dan lainnya US$2,19 miliar. Sedangkan Impor April 2019 naik 12,25 persen menjadi US$15,10 Miliar yang dikontribusi oleh sektor: Komsumsi US$1,42 miliar, Bahan Baku Penolong US$11,33 miliar, Barang Modal US$2,35 miliar.

Ekspor Migas menyumbang 94,11 dari total ekspor April 2019 dengan kontribusi: Industri (74,77%), Tambang (17,35%), Pertanian (1,99%) dan Migas (5,89%). Sedangkan Impor golongan bahan baku penolong menyumbang 75,03% dari total impor April 2019 dengan kontribusi: bahan baku penolong (75,03%), barang modal (15,55%), konsumsi (9,42%).

KLIK ➡ ….. ⚫ ADVERTISE YOUR BUSINESS: Your Customers are looking for You online ………. ⚫ ONLINE SHOPPING: Best Sellers, Best Offers, Best Prices, Best Choices ………. ⚫ ONLINE BOOKING: Cheap Flights/Hotels/Homes/Rooms/Tickets ………. ⚫ WONDERFUL INDONESIA: The 10 Destinations and Others ………. ⚫ FINANCIAL SERVICES: Banking, Financing, Investing, Insurance, P2P Lending ………. ⚫ LIST YOUR PROPERTY: Buy | Sell | Rent ……….

3 Peningkatan ekspor terbesar:
Karet dan barang dari karet (US$74,2 juta), bubur kayu/pulp (US$51,7 juta), alas kaki (US$30,0 juta)

3 Penurunan ekspor terbesar:
Perhiasan/permata (US$339,2 juta), lemak dan minyak hewan/nabati (US$264,0 juta), bahan bakar mineral (US$131,3 juta)

3 Peningkatan impor terbesar:
Mesin dan peralatan listrik (US$ 204,02 juta), kapal laut dan bangunan terapung (US$81,6 juta), pupuk (US$61,3 juta)

3 Penurunan impor terbesar:
Serealia (US$98,7 juta), gula dan kembang gula (US$60,2 juta), bubur kayu/pulp (US$24,2 juta)

Pada 1960 hingga 2019, rata-rata nilai neraca dagang di Indonesia adalah US$738 juta. Surplus tertinggi diraih pada Desember 2006 dengan nilai US$4,64 miliar. Sedangkan, sebelumnya, rekor defisit terdalam terjadi pada Juli 2013 dengan nilai US$2,32 miliar sebelum akhirnya dikalahkan oleh defisit April 2019.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, “defisit akumulasi Januari hingga April 2019 dengan nilai US$2,56 miliar. Total nilai tersebut diperoleh dari migas yang mengalami defisit US$2,7 miliar mengalami defisit sangat dalam, sedangkan non migas surplus US$204,7 juta,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (15/05/2019).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai menjadi pembicara di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (15/05/2019) memperkirakan masa Pemilu serta masa Lebaran menjadi salah satu pemicu neraca perdagangan mengalami defisit besar pada bulan April 2019. “Bisa jadi karena banyaknya keputusan yang diambil itu harusnya Januari sampai Maret, tapi akhirnya terealisasi bulan April karena menunggu Pemilu. Kemudian juga karena mengejar masa sebelum Lebaran, akhirnya membuat keputusan banyak yang dikejar di bulan April ini, sehingga semua menumpuk pada bulan April. Ini masih asumsi dan akan meninjau lagi komposisi apa yang memengaruhi defisit neraca perdagangan,” Ujar Menkeu.

Menurut Menkeu, meskipun impor mengalami kontraksi namun ekspornya mengalami kontraksi lebih dalam lagi, jelas faktor ekspor yang mengalami perlemahan, dan perlu diwaspadai. Dan dari sisi impor mulai dari bahan baku penolong dan bahan modal juga perlu diantisipasi dengan baik karena barang impor tsb akan digunakan untuk pertumbuhan ekonomi ke depannya.

Defisit Neraca Perdagangan April 2019 Terbesar Sejak Juli 2013 | Perkembangan Ekspor | KlikDirektori

Defisit Neraca Perdagangan April 2019 Terbesar Sejak Juli 2013 | Perkembangan Ekspor (USD Miliar) | KlikDirektori

Ket:

• Nilai ekspor Indonesia April 2019 mencapai US$12,60 miliar atau menurun 10,80 persen dibanding ekspor Maret 2019. Demikian juga jika dibanding April 2018 menurun 13,10 persen.

• Ekspor nonmigas April 2019 mencapai US$11,86 miliar, turun 8,68 persen dibanding Maret 2019. Demikian juga dibanding ekspor migas Maret 2019, turun 34,95 persen.

• Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2019 mencapai US$53,21 miliar atau menurun 9,39 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$48,98 miliar atau menurun 8,54 persen. Ekspor April 2019 Mencapai US$12,60 Miliar.

• Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2019 turun 7,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 12,26 persen, ekspor hasil pertanian turun 3,29 persen sedangkan ekspor migas turun 18,18 persen.

• Ekspor nonmigas April 2019 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,04 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,38 miliar dan Jepang US$1,05 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,65 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,16 miliar ( persen).

Defisit Neraca Perdagangan April 2019 Terbesar Sejak Juli 2013 | Perkembangan Impor | KlikDirektori

Defisit Neraca Perdagangan April 2019 Terbesar Sejak Juli 2013 | Perkembangan Impor (USD Miliar) | KlikDirektori

Ket:

• Nilai impor Indonesia April 2019 mencapai US$15,10 miliar atau naik 12,25 persen dibanding impor Maret 2019. Dan jika dibanding April 2018 menurun 6,58 persen.

• Impor nonmigas April 2019 mencapai US$12,86 miliar, naik 7,82 persen dibanding Maret 2019. Demikian juga dibanding impor migas Maret 2019, naik 46,99 persen.

• Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari–April 2019 mencapai US$55,77 miliar atau menurun 9,80 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga impor nonmigas mencapai US$48,76 miliar atau menurun 4.49 persen. Impor April 2019 Mencapai US$15,10 Miliar.

• Menurut sektor, impor bahan baku penolong Januari–April 2019 turun 7,08 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga impor barang modal turun 5,39 persen, sedangkan impor barang konsumsi turun 11,87 persen.

• Impor nonmigas April 2019 terbesar adalah dari Tiongkok yaitu US$14,37 miliar, disusul Jepang US$5,32 miliar dan Thailand US$3,21 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 46.98 persen.

(nk)

Baca pula: Kumpulan Berita & Info Terkini